Adam Malik
Psikologi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Batam
Email: adammalikq17@gmail.com
Abstrak
Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68%, sementara indeks inklusi keuangan telah mencapai 85,10%, menandakan adanya kesenjangan antara pemahaman dan akses terhadap layanan digital. Di tengah situasi ini, perkembangan sistem keuangan otomatis mendorong munculnya kebutuhan akan kemampuan literasi digital dan kecerdasan emosional yang mampu menuntun pengambilan keputusan finansial secara bijak. Penelitian ini bertujuan menganalisis keterkaitan antara literasi digital dan kecerdasan emosional dalam membentuk budaya finansial cerdas pada generasi muda. Pendekatan yang digunakan adalah literature review dengan meninjau jurnal ilmiah terkait teknologi literasi, perilaku finansial, dan psikologi digital. Hasil sintesis menunjukkan adanya hubungan positif antara literasi digital dan kecerdasan emosional dengan pengelolaan keuangan yang rasional, adaptif, dan berakar pada nilai budaya. Kesimpulan menegaskan bahwa literasi digital berperan bukan hanya sebagai kemampuan teknologis, tetapi juga sebagai sarana membangun karakter dan budaya finansial yang beretika. Karya ini selaras dengan semangat “Menjaga Bahasa, Merawat Budaya” melalui penguatan literasi digital yang cerdas dan manusiawi.
Kata kunci: literasi digital, kecerdasan emosional, budaya finansial, sistem keuangan otomatis.
Abstract
According to a survey by the Financial Services Authority (OJK), Indonesia’s financial literacy rate has only reached 49.68%, while the financial inclusion index has reached 85.10%, indicating a gap between understanding and access to digital services. Amidst this situation, the development of automated financial systems has driven the need for digital literacy and emotional intelligence skills that can guide wise financial decision-making. This study aims to analyze the relationship between digital literacy and emotional intelligence in shaping a smart financial culture among the younger generation. The approach used is a literature review, reviewing scientific journals related to literacy technology, financial behavior, and digital psychology. The results of the synthesis indicate a positive relationship between digital literacy and emotional intelligence and rational, adaptive financial management rooted in cultural values. The conclusion confirms that digital literacy plays a role not only as a technological capability but also as a means of building character and an ethical financial culture. This work aligns with the spirit of “Preserving Language, Caring for Culture” through strengthening intelligent and humane digital literacy.
Keywords: digital literacy, emotional intelligence, financial culture, automated financial systems.
Latar Belakang
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan, tingkat literasi keuangan Indonesia mencapai 49,68%, sedangkan inklusi keuangan mencapai 85,10% (OJK, 2025). Hal ini menunjukkan kesenjangan antara pemahaman dan praktik keuangan di masyarakat, terutama pada generasi muda. Tingkat literasi keuangan digital pada generasi muda di Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal kemampuan analitis dan pemahaman teknologi finansial yang kompleks (Fadli et al., 2024). Kondisi ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi literasi digital seseorang, semakin besar pula peluang mereka untuk mengambil keputusan keuangan yang rasional.
Faktor lain seperti kecerdasan emosional juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan finansial. Kecerdasan emosional mampu memoderasi hubungan antara literasi keuangan dan keputusan investasi, di mana individu dengan kontrol emosi yang baik cenderung lebih rasional dalam menghadapi risiko keuangan (Vira Regina Salsabila & Tri Neliana, 2025). Hal ini menunjukkan bahwa literasi digital yang baik memungkinkan individu memahami nilai, konteks, dan dampak sosial dari aktivitas keuangan berbasis teknologi yang berorientasi masa depan
Dengan demikian, di tengah maraknya sistem keuangan otomatis seperti mobile banking, e-wallet, dan platform investasi digital, kemampuan literasi digital dan kecerdasan emosional menjadi faktor kunci dalam membangun budaya finansial cerdas yang beretika dan berakar pada nilai budaya bangsa. Hal ini sejalan dengan semangat “Menjaga Bahasa, Merawat Budaya”, di mana literasi teknologi tidak hanya menciptakan kemajuan ekonomi, tetapi juga memperkuat karakter dan identitas masyarakat digital Indonesia.
Ide/Gagasan dan Solusi
Gagasan utama dalam karya ini berangkat dari kebutuhan untuk memperkuat literasi digital mahasiswa agar mampu mengambil keputusan finansial yang rasional dan beretika dalam menghadapi sistem keuangan otomatis. Dalam konteks ini, literasi digital tidak hanya mencakup kemampuan teknis menggunakan platform keuangan digital, tetapi juga mencakup kecerdasan emosional yang berperan dalam mengelola tekanan, risiko, dan perilaku impulsif dalam pengambilan keputusan finansial.
Literasi keuangan digital generasi Z di Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama dalam memahami keamanan dan transparansi transaksi digital (Fadli et al., 2024). Berdasarkan hal tersebut, karya ini mengusulkan solusi pengembangan platform edukasi literasi digital berbasis kecerdasan emosional, di mana mahasiswa dapat belajar mengelola keuangan digital melalui simulasi interaktif dan pelatihan reflektif berbasis kasus nyata.
Selanjutnya, riset yang di lakukan oleh (Fahlevi & Dahlan, 2024) menegaskan bahwa literasi finansial digital berpengaruh positif terhadap kemampuan individu dalam mencapai tujuan keuangan di ekosistem pembayaran digital Indonesia. Berdasarkan temuan ini, sistem pembelajaran yang diusulkan akan memanfaatkan AI adaptif untuk menyesuaikan tingkat kesulitan dan materi sesuai dengan profil literasi pengguna, sehingga hasil belajar menjadi lebih personal dan efektif.
Selain aspek kognitif, kecerdasan emosional memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi generasi milenial, di mana individu dengan pengendalian emosi yang baik lebih mampu menghindari keputusan finansial impulsif (Sutejo et al., 2023). Oleh karena itu, sistem pembelajaran digital yang diusulkan akan mengintegrasikan modul emotional decision awareness untuk membantu pengguna mengenali pola emosi sebelum mengambil keputusan keuangan.
Dalam pengembangan fitur edukasi, penelitian oleh (Mentari Putri Sylviana Maya Damayanti Raden Aswin Rahadi et al., 2022) merekomendasikan penggunaan gamifikasi dan microlearning untuk meningkatkan keterlibatan peserta dalam proses belajar literasi digital. Dengan memanfaatkan teknologi gamified learning, peserta akan menghadapi tantangan berbasis simulasi keuangan digital, seperti mengelola anggaran, menghindari penipuan digital, dan memahami risiko investasi. Terakhir, pendekatan berbasis kolaborasi dengan lembaga pendidikan dan otoritas keuangan seperti Bank Indonesia menjadi sangat relevan. Bahwa kerja sama lintas lembaga antara universitas dan lembaga finansial dapat memperkuat kesadaran literasi finansial mahasiswa secara berkelanjutan (Abdurrahman & Nugroho, 2024).
Dengan demikian, solusi yang ditawarkan dalam karya ini tidak hanya menggabungkan dimensi teknologi dan emosional, tetapi juga nilai budaya literasi. Mahasiswa tidak sekadar diajak memahami konsep keuangan digital, tetapi juga diarahkan untuk menumbuhkan kesadaran etis dan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari budaya finansial cerdas bangsa Indonesia.
Manfaat dan Kesimpulan
Karya ilmiah ini memberikan manfaat nyata dalam mendukung penguatan literasi digital mahasiswa Indonesia di tengah transformasi teknologi yang begitu cepat. Manfaat utama terletak pada pembentukan pola pikir kritis dan tangguh secara emosional, yang menjadi dasar penting dalam menghadapi kompleksitas sistem keuangan otomatis di era digital. Dengan memahami keterkaitan antara literasi digital dan kecerdasan emosional, mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan analisis, kontrol diri, dan pengambilan keputusan finansial yang lebih rasional dan etis.
Secara praktis, hasil gagasan ini dapat diterapkan dalam bentuk platform edukasi digital berbasis simulasi dan kecerdasan emosional, yang membantu mahasiswa belajar mengelola risiko, memahami keamanan transaksi digital, serta menumbuhkan kesadaran finansial yang berakar pada nilai budaya literasi bangsa. Dari sisi akademik dan sosial, karya ini berkontribusi dalam memperkaya diskursus literasi digital di Indonesia. Sinergi antara lembaga pendidikan dan institusi finansial seperti Bank Indonesia dapat memperkuat implementasi solusi ini secara nasional, sekaligus mendorong lahirnya generasi cerdas digital yang beretika dan berbudaya.
Sebagai kesimpulan, penelitian ini menegaskan bahwa penguatan literasi digital berbasis kecerdasan emosional bukan sekadar kebutuhan akademis, tetapi juga strategi nasional dalam menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pelestarian nilai-nilai budaya bangsa. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga agen perubahan yang mampu menumbuhkan budaya literasi digital yang bijak, beretika, dan berkelanjutan bagi Indonesia.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, A., & Nugroho, A. (2024). The role of digital financial literacy on financial well-being with financial technology, financial confidence, financial behavior as intervening and sociodemography as moderation. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 27(Oktober), 191–220.
Fadli, J. A., Indradewa, R., & Yudistria, Y. (2024). Measuring the Level of Digital Financial Literacy Among Generation Y and Z in Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 12(5), 1911–1918. https://doi.org/10.37641/jimkes.v12i5.2532
Fahlevi, M., & Dahlan, O. P. (2024). DIGITAL FINANCIAL LITERACY AND ITS IMPACT ON FINANCIAL SKILLS AND FINANCIAL GOALS IN INDONESIA’S DIGITAL PAYMENT ECOSYSTEM (Vol. 5, Issue 7). https://www.researchgate.net/publication/384081636
Mentari Putri Sylviana Maya Damayanti Raden Aswin Rahadi, A., Mentari Putri, A., Maya Damayanti, S., & Mentari Putri, A. (2022). DIGITAL FINANCIAL LITERACY IN INDONESIA: A LITERATURE REVIEW. CENTRAL ASIA AND THE CAUCASUS, 23. https://doi.org/10.37178/ca-c.23.1.318
OJK. (2025, May 2). Siaran Pers Bersama: Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Masyarakat Meningkat, OJK dan BPS Umumkan Hasil Survei Nasional Literasi Dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2025. Otoritas Jasa Keungan.
Sutejo, B. S., Sumiati, Wijayanti, R., & Ananda, C. F. (2023). Emotional intelligence and stock trading decisions: Indonesia’s millennial generation in the COVID-19 era. Asian Economic and Financial Review, 13(12), 949–969. https://doi.org/10.55493/5002.V13I12.4893
Vira Regina Salsabila, & Tri Neliana. (2025). The Effect of Financial Literacy, Motivation, and Herding Effect on Investment Decisions with Emotional Intelligence as a Moderating Variable. Indonesian Journal of Business Analytics, 5(3), 2369–2382. https://doi.org/10.55927/ijba.v5i3.14633