Fajar Gumanty
Prodi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Internasional Batam
Email: 25.01.fajar@uib.ac.id
Abstrak
Era digital membuat banyak perubahan, salah satunya adalah perubahan bahasa dan budaya Indonesia. Banyaknya perubahan yang terjadi dalam bahasa menghasilkan kurangnya kesadaran akan ejaan yang benar seperti apa. Filter instagram hadir untuk menjawab atas perubahan yang terjadi. Dengan memanfaatkan teknologi dalam literasi, maka kita akan bisa bertahan di tengah-tengah perubahan yang terjadi.
Kata kunci: era digital, perubahan bahasa, literasi digital
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara keempat terbanyak dalam pengguna Instagram, dengan total 108,05 juta penduduk (April, 2025). Penggunaan instagram di Indonesia bermacam-macam, bukan hanya sekedar media sosial melainkan juga ruang komunikasi antara satu sama lain. Maraknya penggunaan instagram dikalangan remaja tidak menutup kemungkinan mereka terpengaruh akan dampak negatif media sosial, salah satunya dalam bidang bahasa dan budaya.
Pada saat ini sebagian atau hampir seluruh Gen Z lebih suka menggunakan bahasa gaul, terutama di media sosial. Rasa nyaman dan lebih santai yang mereka rasakan timbul ketika menggunakan bahasa gaul. Mereka sadar bahwasannya kebiasaan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan dalam menggunakan bahasa baku. Tidak sedikit orang tua dan guru yang khawatir karena anak-anak mengalami penurunan dalam kemampuan berbahasa formal.
Selain bahasa gaul, penggunaan campuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing terutama bahasa Inggris juga merupakan salah satu pengaruh media sosial. Penggunaan campuran bahasa ini tidak sebatas kata-kata tertentu saja, tetapi mencakup struktur kalimat. Adapun yang menggunakan campuran antara bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, misalnya, “Kamu lagi sakit ya? Get Well soon,” atau “Aku on the way ya.” Pencampuran ini menyebabkan kurangnya perhatian remaja kepada tutur bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut Kemenristekdikti tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
Ide/Gagasan dan Solusi
Di era yang serba digitial ini, sudah saatnya kita harus mengikuti perkembangan, bukan perkembangan yang mengikuti apa maunya kita. Pada latar belakang sudah dijelaskan bahwasannya media sosial mampu untuk mengubah bahasa dan budaya Indonesia terkhusus bagi gen Z. Jika ini terus-menerus terjadi tidak menutup kemungkinan kalau bahasa Indonesia akan tergantikan dengan bahasa asing. Lalu apakah kita sebagai gen Z hanya diam dan mengikuti apa maunya zaman?
Membuat sebuah pendekatan melalui media sosial yang kreatif akan menarik perhatian gen Z untuk melakukannya. Edukasi bahasa Indonesia melalui filter Instagram, merupakan program yang digagas untuk mampu menyeimbangkan bahasa Indonesia yang baku dengan bahasa asing yang ada. Mungkin kelihatanya hanya program biasa yang cukup menebak bahasa yang baku dan bahasa yang tidak baku. Faktanya soal Tes Kemampuan Bahasa Indonesia (TKBI) yang kelihatan mudah justru dari 1000 mahasiswa yang mengikuti tes tersebut hanya 5 diantaranya yang lulus dengan rentang nilai di atas 60. Sama halnya dengan filter Instagram, yang kita bayangkan hanya tebak mana kata yang benar dan tidak relevan dengan konsep keberlanjutan.
Filter Instagram tidak dirancang sebagai program monoton, tetapi dirancang agar mampu meningkatkan literasi bahasa Indonesia bagi para pengguna terutama terhadap istilah-istilah sederhana seperti kata baku. Dengan metode 1 hari 1 filter, 1 filter 5 kata, dan jika ada kesalahan maka filter akan menjelaskan dimana letak kesalahannya. Cukup mudah sekali untuk belajar literasi bahasa Indonesia yang baik dan pastinya baku. Jika filter dapat meningkatkan daya tarik gen Z tidak menutup kemungkinan inovasi baru muncul seperti membuat aplikasi pembelajaran kosakata yang lebih unik, atau pembuatan BAIBOT (Bahasa Indonesia Bot). Banyak sekali ide-ide yang muncul ketika kita ingin membuat sebuah perubahan sekaligus solusi atas permasalahan yang terjadi. Namun, yang perlu kita perhatikan adalah konsisten apa tidaknya seseorang dalam berinonasi, maka dari itu mulai dari hal kecil seperti program filter Instagram terlebih dahulu untuk memulai hal-hal besar lainnya yang tentu akan lebih kreatif, solutif, dan tidak lupa harus keberlanjutan.
Manfaat dan Kesimpulan
Di era digital ini banyak sekali hal-hal yang berubah dan tidak sedikit orang mampu untuk beradaptasi atas perubahan yang terjadi. Salah satunya penyimpangan dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Filter Instagram merupakan metode pembelajaran kecil-kecilan yang dapat meningkatkan gairah masyarakat terkhususnya gen Z agar mau untuk tetap memahami Bahasa Indonesia yang baik, benar dan baku itu seperti apa. Diharapkan dengan adanya filter ini mampu untuk menyeimbangkan antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing yang muncul terus-menerus
di media sosial.
Daftar Pustaka
https://suarausu.or.id/bahasa-gaul-dan-bahasa-baku-menjaga-identitas-indonesia-di-era-digital/
https://padangjurnal.web.id/index.php/menulis/article/download/361/357/478
https://goodstats.id/article/indonesia-jadi-negara-pengguna-instagram-tertinggi-ke-4-di-dunia-lmY9h